Materi
Pembelajaran Apresiasi Seni Tari
1. LATAR BELAKANG
Setiap siswa
memiliki keanekaragaman baik secara fisik,psikis, intelektual, sikap, minat,
bakat dan sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi
dengan segala upaya dan ketabahan serta kesabaran yang maksimal. Sering
terdapat sisiwa yang kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan
gerakan-gerakan, hal semacam ini sesungguhnya amat menjengkelkan dan
membosankan. Namun demikian masalah seperti itu perlu dihadapi penuh kesabaran
dan ketenangan, sambil diupayakan mencari berbagai solusi untuk mengatasi
masalah dan hambatan yang ada.
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan
perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun
dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia
sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar
belakang keadaan masyarakat Indonesia. Menurut Soedarsono
(1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia,
menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia
tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar
(asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni
pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa
pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari
perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat sekarang
merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja
masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni
pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat
pendukungnya.
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia
seni tari membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian. Dengan
mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia
mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Tarian
Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia.
Guru seni harus
berupaya semaksimal mungkin untuk memotivasi dan mengajak siswa dalam keikut sertaannya pada kegiatan pembelajaran seni tari. Hal tersebut dimaksudkan
supaya seni tari tidak menjadi momok yang menakutkan dan dibenci siswa.
Sebaliknya, seni tari justru harus menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan sekaligus sebagai ajang kreasi dan rekreasi bagi siswa. Oleh karena
itu, kegiatan apresiasi ini merupakan stimulus bagi siswa untuk mencintai
kekayaan khasanah seni budaya kita.
2. MASALAH
1. Apa pengertian dari apresiasi seni tari?
2. Bagaimana langkah-langkah kegiatan
pembelajaran apresiasi seni tari
3. PEMBAHASAN
A. Materi Pembelajaran
Apresiasi Seni Tari
Pembelajaran
apresiasi seni tari ini merupakan rangkaian materi lanjutan dari pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Setiap siswa memiliki
keanekaragaman baik secara fisik, psikis, intelektual, sikap, minat, bakat dan
sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan segala
upaya dan ketabahan serta kesabaran yang maksimal. Sering terdapat siswa yang
kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, hal semacam
ini sesungguhnya amat menjengkelkan dan membosankan. Namun demikian masalah
seperti itu perlu dihadapi penuh kesabaran dan ketenangan, sambil diupayakan
mencari berbagai solusi untuk mengatasi masalah dan hambatan yang ada. Guru seni harus berupaya
semaksimal mungkin untuk memotivasi dan mengajak siswa dalam keikut sertaannya
pada kegiatan pembelajaran seni tari. Dengan demikian seni tari justru harus
menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan sekaligus berbagai ajang kreasi
dan rekreasi bagi siswa. Oleh karena itu, kegiatan apresiasi ini merupakan
merupakan stimulus bagi siswa untuk mencintai kekayaan khasanah seni budaya
kita.
a) Pengertian, Tujuan, dan Aspek - Aspek
Apresiasi
1. Pengertian
Apresiasi Seni Tari
Apresiasi seni tari didalamnya mengandung tiga unsur
seni dalam berapresiasi yaitu karya seni, aktivitas penciptaan,dan aktivitas
penghayatan seni.Ketiga tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Secara etimologi apresiasi berasal dari kata asing ”Appreciation”
(inggris), ”appreciatia” (belanda) dan “appreciatus” (latin),
yang berarti (latin), yang berarti menghargai. Pada umumnya persoalan apresiasi
itu sendiri di antaranya adalah memberikan penilaian dan penghargaan.
a. Apresiasi Seni Masyarakat
Apresiasi seni di masyarakat pada dasarnya terbagi atas dua golongan yaitu
golongan masyarakat apresiasi rendah dan golongan apresiasi tinggi. Yang
dimaksud dengan golongan masyarakat rendah adalah daya apresiasinya yang
rendah, sedangkan yang dimaksud golongaan masyarakat tinggi adalah masyarakat
yang daya apresiasinya tinggi.
b. Fungsi Apresiasi Tari
Fungsi tari apresiasi tari yaitu memberikan penghargaan, penikmatan,
penilaian terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari. Penilaian fungsinya
untuk mencari nilai-nilai seni tari,memahami isi dan pesan serta mengadakan
perbandingan-perbandingan sehingga mendapatkan kesimpulan. Dalam proses
apresiasi karya seni akan menimbulkan rasa puas,kecewa,senang dan lain
sebagainya kepada penikmat.
c. Maksud Apresiasi Seni Tari
Maksud dari apresiasi karya seni tari adalah penikmatan terhadap karya seni
tari, dengan adanya pengertian yang baik. Selain itu pula maksud apresiasi seni
tari adalah kesanggupan mengenal memahami suatu nilai yang terhadap pada sesuatu
yang sangat agung atau luhur.
d. Tujuan Apresiasi Tari
Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengalaman estetis yang
didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan menerima karya seni yang
terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atau seni pakai.
Untuk mengembangkan daya apresiasi seni tari kita
dapat memanfaatkan sumber belajar baik secara langsung maupun tidak langsung.
1) Pemanfaatan sumber belajar secara langsung untuk menambah daya
apresiasi seni tari,misalnya melihat secara langsung pertunjukan-pertunjukan
atau pergelaran-pergelaran tari,mengadakan kunjungan ke sanggar-sanggar tari
atau kunjungan ke para seniaman tari.
2) Pemanfaatan sumber belajar secara tidak langsung untuk menambahkan
daya apresiasi seni tari,misalnya melalui menonton TV,film,gambar atau foto
tari.
Aktivitas yang penting dalam karya seni khususnya dalam karya seni tari
adalah:
1) Aktivitas
kreatif (proses kreatif),proses yang berkenaan dengan proses penciptaan atau pembuatan karya seni,yang dilakukan oleh seniman.
2) Aktivitas
apresiatif (proses apresiatif),proses yang berkenaan dengan penikmatan suatu
karya seni dan dilakukan oleh para penikmat seni atau apresiator.
Kegiatan seni sering disebut juga
sebagai proses komunikasi antara seniman yang menyampaikan pesan melalui karya
seninya dengan penikmat sebagai apresiatornya yang berusaha menerima pesan dari
karya seniman.
2. Langkah - Langkah
Pembelajaran Kegiatan Apresiasi Seni Tari
Dalam kegiatan pembelajaran apresiasi seni tari, guru
dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan pengarahan dalam
kegiatan apresiasi agar anak mempunyai sikap
menyenangi/mengagumi
dan menghargai karya tari.
b. Penyusunan rencana kegiatan
yang dapat dilakukan di luar kelas (jika di sekitar sekolah ada sangga/pertunjukkan
tari),yaitu rencana kunjungan ke sanggar tari atau melihat tari-tarian.
c. Memberikan cara penilaian
terhadap karya tari yang bersifat obyektif.artinya cara memberikan penilaian
secara mudah yang dapat dikerjakan anak.
Proses kegiatan apresiasi yang
dapat dilakukan dengan cara:
1) Pengenalan
terhadap seniman dan karya tari Indonesia
2) Melakukan
penilaian karya tari yang mencakup penalaran, penafsiran dan pembahasan/
ulasan.
3) Mengisi formal evaluasi.
Tahapan-tahapan
dalam apresiasi:
1) Pengamatan
2) Penghayatan
3) Penilaian dan penghargaan
4) Empati
3. Aspek - Aspek
Apresiasi
Aspek-aspek yang ada dalam proses apresiasi, yaitu:
1. Karya seni
a) Jenis berkaitan dengan klasifikasi umum atas karya. Contoh: tari
tradisional atau tari kreasi baru (tari tunggal, tari berpasangan, atau tari
kelompok)
b) Fungsi, berkaitan dengan
kondisi diperuntukan untuk apakah karya tari tersebut, contoh: termasuk tari
untuk upacara, tari untuk hiburan, tari untuk pergaulan, atau tari untuk tontonan.
c) Media, berkaitan dengan
bahan dan teknik yang disajikan. Contoh: penarinya dan teknik-teknik gerak yang
dilakukan penari.
d) Visual, berkenan dengan
hal yang paling penting yaitu unsure visual dan prinsip desain. Contoh: gerak,
penguasaan ruang, penggunaan tenaga, rias, busana/ kostum, pola lantai.
2. Seniman dan latar belakang.
Aspek yang kedua dalam proses
apresiasi ini adalah menyangkut seniman dan latar belakangnya. Dalam hal ini
yang menyangkut seniman dan latar belakang penciptaannya disebut ekstraestetis.
Tanggapan ekstraestetis adalah
berkenaan dengan upaya pemahaman dari pengamat atau apresiator terhadap hal-hal
yang melatarbelakangi munculnya karya seni tersebut.
b) Seniman dan karya seni tari
1. Pengertian
seniman
Pada dasarnya pengertian seniman
tari sama dengan pengertian seniman secara umum,yaitu orang yang menghasilkan
karya seni,seniman dalam bidang tari hasilnya berupa sebuah karya tari,predikat
seniman tari berbeda dengan penari atau pelaku tari.
Seorang seniman tari tugasnya adalah menciptakan suatu
karya tari,maka dapat dikatakan bahwa seniman tari adalah koreografer.Seorang
koreografer harus mampu mengekspresikan ide-idenya atau imajinasinya ke dalam
bahasa gerak,karena tari itu merupakan media komunikasi melalui gerak yang
ritmis antar penikmat dengan koreografernya.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa seniman tari
antara lain harus memiliki:
a) Imajinasi yang tinggi
b) Kemampuan untuk mengekspresikan imajinasinya
melalui bahasa gerak
c) Mempunyai daya kreativitas yang tinggi
d) Mempunyai kepekaan rasa keindahan yang tinggi.
2. Pengertian
karya seni tari
Pengertian karya seni pada
prinsipnya sama,yaitu tentang hasil ciptaan manusia,sedangkan karya seni
tari,hasilnya berupa seni pertunjukkan (suatu karya seni tari).
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam
meningkatkan pengalamkan usaha untuk menambah kekayaan dan kemantapan profesi
berkarya seni tari antara lain:
a) Kemantapan profesi
b) Kepekaan estetik
c) Keterampilan perbuatan estetik
B. Materi Pembelajaran Kreasi
Seni Tari
Pertumbuhan jiwa seni pada setiap
anak berbeda, tergantung lingkungan yang kondusif dan dan peran orang
tua. Pengaruh tersebut menyebabkan jiwa seni yang dimiliki oleh setiap orang
berbeda-beda intensitas dan kualitasnya. Dengan demikian proses kreatif akan
terjadi bila kegiatan pembelajarannya dikondisikan dalam aktivitas kerja sama
serta memiliki keberanian didalam merefleksikan sikap dalam bentuk kreativitas
tari
1. Pengembangan
Kreativitas
Dalam membantu mewujudkan
kreativitas anak, mereka perlu dilatih keterampilan tertentu sesuai dengan
minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta
mereka. Untuk menumbuhkan motivasi intrinsic pada anak, sebaiknya anak
diberikan kebebasan berpikir dengan menyediakan sarana dan prasarana yang
merangsang minat anak, sehingga dorongan ke arah kreativitas menjadi semakin
kuat. Kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana
emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan atau rasa terpisah.
Tetapi keterikatan emosional yang berlebih juga tidak menunjang pengembangan
kreativitas anak, mungkin karena kurang memberi kebebasan kepada anak untuk tidak
tergantung kepada orang lain dalam menentukan pendapat atau minat. Untuk
mewujudkan kemampuan potensial mereka diperlukan pelayanan khusus dari guru
yang memiliki karakteristik khusus dan mendapat pelatihan khusus..
2. Membangkitkan
Kreativitas Siswa
Proses pendidikan adalah mempelajari
situasi pendidikan dengan focus utama interaksi pendidikan, yaitu interaksi
antara peserta didik dengan peserta didik yang berlangsung dalam lingkungan
belajar. Syaodih (2003:31 dalam Sagala, 2005:120) mengatakan bahwa seluruh
kegiatan interaksi pendidikan diciptakan bagi kepentingan siswa, yaitu membantu
pengembangan semua potensi dan kecakapan yang dimilikinya setingi-tingginya. Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada
prestasi pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan
terhadap belajar pada umumnya. Namun guru juga dapat melumpuhkan keingintahuan
anak, merusak motivasi, harga diri, dan kreativitas anak. Bahkan guru-guru
dapat mempengaruhi anak melebihi orang tua. Hal ini disebabkan guru lebih
banyak kesempatan untuk merangsang atau menghambat kreativitas anak ketimbang
orang tua. Kreativitas adalah hasil dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Cara yang paling baik bagi guru
untuk mengembangkan kreativitas tari anak ialah dengan mendorong motivasi
intrinsik. Motivasi intrinsik akan tumbuh,bila guru memungkinkan anak bisa
diberi otonomi sampai batas tertentu dikelas. Untuk lebih menggali potensi peserta didik dalam menari anak diberi
kebebasan mengembangkan dan mengekspresikan daya imajinasinya, sehingga potensi
yang ada pada dirinya dapat betul-betul berkembang. Dalam proses kreatif ini
guru berperan sebagai motivatordan fasilitator, anak
didorong untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri atau mengaktualisasikan diri
melalui karya kreatifnya. Tari dalam konteks pendidikan menurut Yulianti Parani
(1984), merupakan kegiatan yang kreatif dan konstruktif,serta menumbuhkan
intensitas emosional dan makna-makna. Ia dapat menjadi aktivitas rekreasi,
tetapi juga dapat menjadi alat ekspresi dan laku estetis, dan disinilah letak
nilainya bagi anak-anak. Dalam pendidikan, gerak tari harus kita amati dari
watak ekspresinya sebab inilah yang mencerminkan nilai imajinasi anak. Pada anak usia SD/MI juga masih tergolong pada masa peniruan, karena anak
lebih suka menirukan gerak-gerik oranng dewasa dan objek apapun tidak lolos
dari pengamatannya yang kemudian dijadikan bahan peniruannya. Tindakan meniru
ini adalah awal anak belajar, sehingga dalam susunan tarian anak-anak sifatnya
lebih kepada peniruan atau imitatif. Melalui pembelajaran seni tari di SD/MI diharapkan dapat menumbuhkan
kreativitas siswa, sehingga kelak dikemudian hari ia mampu berdiri diatas kaki
sendiri.
3. Komposisi Tari
Komposisi pada
dasarnya dilakukan melalui percobaan-percobaan (trail and
error) dengan landasan pengetahuan kepekaan, dan intuisi. Pengetahuan
komposisi adalah pengetahuan yang harus diketahui oleh seseorang yang bermaksud
hendak mencipta atau menata tari. Sejak mengolah, memilih, dan menyusun/menata
gerak selaras dengan persyaratan yang dibutuhkan untuk keberhasilan pementasan
didepan penonton (Sal Murgiyanto, 1981:6).
Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam rangka mencapai sebuah komposisi adalah adanya
prinsip-prinsip bentuk seni, diantaranya yaitu: Kesatuan yang utuh (Unity), Keragaman (Variasi),
Pengulangan(Repetisi), Kontras, Transisi, Urutan (Sequence),Klimaks,
Keseimbangan (Balance), dan harmoni.
a. Desain Lantai
Yang dimaksud dengan desain
lantai atau floor design adalah garis-garis dilantai yang dibentuk oleh seorang
penari, atau garis-garis dilantai yang terbentuk oleh formasi penari kelompok.
Secara garis besar terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu pola garis
lurus dan pola garis lengkung (Purwatiningsihm 1998/1999:144). Sementara itu
menurut La Meri (Dalam Soedarsono, 1975:4), desain lantai adalah pola yang
dilintasi oleh gerak-gerak darikomposisi diruang tari.
· Ruang Tari (Dancing Space)
1. Daerah yang paling kuat dalam ruang tari ialah dead center. Secara urut
kekuatan ruang dalam tari ada enam daerah, yaitu up center, down-center,
up-right, up-left,down-right, dan down left.
2. Daerah yang paling lemah dari
stage ialah bagian-bagian samping. Daerah lemah lainnya
ialah down
stage: antara pusat dari kanan serta pusat dari kiri; right-stage:antara up dan
down; left-stage: antara up dan down; up-stage dari pusat (tengah) kekiri dan
kanan.
3. Untuk masuk dan keluar,
tempat yang paling kuat ialah center-up (back). Tempat lainnya adalah empat
susut (up-right dan up-left, down-right dan down left).
Pola-Pola Garis Dasar
1. Garis lurus dapat bergerak ke
up-stage atau down stage, menyilang atau menyudut (serong).
2. Dasar dari
desain V atau kebalikan dari V, dari segitiga, dan desain T atau kebalikannya,
dari kaca jam dan zig-zag.
b. Desain Atas
Desain atas
(Air design) menurut La Meri dalam Soedarsono (1976:23), adalah design yang
berada di udara di atas lantai, yaitu design yang dilihat olelh penonton
terlintas pada back drop. Purwatiningsih (1998/1999:173) menyatakan bahwa
desain atas (air design) adalah desai yang berada diatas lantai, yang dilihat
oleh penonton yang tampak terlukis pada ruang yang berada diatas lantai.
Dalam desain air terdapat
elemen-elemen dasar yang menurut La Meri ada 16 elemen dasar, sedangkan menurut
Purwatiningsih ada 19 elemen dasar yang masing-masing memiliki sentuhan
emosional tertentu terhadap penonton. Elemen-elemen dasar itu antara lain:
1. Datar
2. Dalam
3. Vertikal
4. Horizontal
5. Kontras
6. Murni
7. Statis
8. Lurus
9. Lengkung
10. Bersudut
11. Spiral
c. Desain
Dramatik
Desain dramatik
dari sebuah komposisi adalah tanjakan emosional, dinamika dan jatuhnya
keseluruhan. Desain dramatik juga mempunyai arti sebagai pengaturan dan
perkembangan emosional dan sebuah komposisi untuk me ncapai klimaks serta
pengaturan bagaimana cara menyelesaikan atau mengakhiri sebuah tarian. Untuk mendapat keutuhan garapan tari baik yang berbentuk tari solo maupun
tari kelompok, harus diperhatikan desain dramatiknya. Satu garapan tari yang
utuh ibarat sebuah ceritera yang memiliki pembuka, klimaks, dan penutup. Dalam
menata desain dramatik, ada dua buah desain garisyang dapat diikuti,yaitu
desain yang berbentuk kerucut tunggal dan desain yang berbentuk kerucut ganda.
C. Materi Pembelajaran
Kreasi Seni Tari di SD/MI
a. Pembelajaran
Seni Tari di SD dan MI
Terdapat dua
hal sebagai pertimbangan pelaksanaan pendidikan seni tari di sekolah dasar
yaitu pertama, tari diajarkan untuk memberikan pengalaman kepada seseorang agar
mampu mempresentasikan diri di hadapan orang lain (sebagai pengembangan aspek
kepribadian). Kedua, tari diajarkan untuk memberikan pengalaman kepada
seseorang untuk mengungkapkan ide atau gagasannya (pengalaman berkarya).
Terdapat 4 komponen dalam
pembelajaran seni tari di SD/ MI, yaitu :
·
Komponen Tujuan
Tujuan
pembelajaran tari di SD dan MI ini ialah menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan
artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif pada diri siswa.
Sikap ini hanya akan tumbuh bila dilakukan serangkaian kegiatan melalui
keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas.
·
Komponen Bahan/
Materi
Untuk pemenuhan
komponen bahan pembelajaran tari di sekolah dasar, ruang lingkupnya diarahkan
kepada pembelajaran praktik dan pembelajaran apresiatif. Untuk bahan ajar
praktik dapat dilakukan melalui penerapan metode kreatif, sedangkan untuk
pembelajaran apresiatif dilakukan melalui pengamatan terhadap objek baik melalui
sajian pertunjukan tari secara langsung atau melalui sajian dari visual –
auditif melalui VCD, film, dsb.
1) Pembelajaran
Praktik
Istilah metode
kreatif sudah diterapkan dalam pembelajaran seni tari baik di TK, SD, maupun di
sekolah – sekolah lanjutan. Hal ini karena penerapan metode kreatif relevan
dengan pengembangan kretivitas sebagai upaya pengembangan daya imajinasi siswa.
Metode kreatif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menggali potensi siswa melalui berbagai stimulus.
Menurut Akub Tisnasomantri (1991/ 1992 : 2) penggunaan istilah metode kreatif
dalam pembelajaran tari adalah yaitu “merupakan suatu metode yang dapat
membantu pembentukan kepribadian anak, karena kegiatan dalam metode itu berada
pada pihak anak”.
2) Gerak Badani
Untuk
pembelajaran gerak badani bisa dilakukan berdasarkan urutan anggota badan yang
kemudian dilanjutkan kepada penguasaan gerak berirama.
a) Latihan penguasaan gerak
kaki
b) Latihan penguasaan gerak
badan
c) Latihan penguasaan gerak
lengan dan tangan
d) Latihan penguasaan gerak
kepala
e) Latihan penguasaan gerak
gabungan
3) Unsur – Unsur
Tari
Yang termasuk
dalam unsur – unsur dasar tari adalah gerak, ruang, tenaga, dan tempo/ waktu.
Gerak : gerak dalam
tari merupakan medium utama, karena secara visual tari dapat dinikmati
melalui gerak itu sendiri.
Ruang ; ruang diartikan sebagai
tempat ruang gerak untuk mengekspresikan imajinasi yang kita miliki.
Tenaga: tenaga
merupakan kekuatan yang akan mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak.
Tempo/ waktu yaitu berkaitan
dengan waktu untuk menyelesaikan suatu gerakan.
Komponen Pendekatan
Pembelajaran Apresiasi
a) Pendekatan
Aplikatif
Pembelajaran aplikatif adalah suatu cara pembelajaran yang berorientasi
kepada praktik untuk mengembangkan kegiatan penciptaan atau kretivitas.
b) Pendekatan
Kesejarahan
Pendekatan kesejarahan yaitu apresiasi seni yang ditempuh melalui
pengenalan sejarah seni.
c) Pendekatan
Problematik
Pendekatan problematik yaitu mengungkapkan dan menyoroti masalah serta lika
– liku seni sebagai sarana untuk dapat menikmati seni.
Komponen Metode dan Alat
Metode dan alat
merupakan jembatan atau media transformasi bahan pelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk penggunaan alat atau media bisa berupa
material yang bisa digunakan untuk membantu dan mendukung ungkapan tarian.
Misalnya selendang, kipas, tongkat, topeng, dll. Alat atau media yang lebih
umum digunakan untuk tarian anak – anak, diantaranya saputangan, kipas, payung,
cangkul, bakul, rebana, topeng, tempurung kelapa, dll.
Komponen Penilaian
Komponen
penilaian dalam bahasan ini lebih difokuskan pada penilaian pembelajaran tari.
Cara penilaiannya termasuk ke dalam penilaian non-test. Adapun kriterianya
adalah kesungguhan, kedisiplinan, keaktifan, keberanian, kerja sama, dan
inisiatif. Untuk melakukan penilaian hasil, kriteria yang digunakan yaitu wiraga,
wirahma, wirasa danharmoni. Iyus Rusliana (1982/ 1983:
15-17) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan wiragaadalah ungkapan
penari secara fisikal dari awal sampai akhir menari. Adapun kriteria wiraga meliputi
hafal, teknik, dan ruang. Wirahma adalah kemampuan bergerak
tepat dengan irama (musik iringan tari).Wirasa adalah kemampuan
bergerak secara ekspresif atau kemampuan dalam menyertakan ekspresi (raut muka/
mimik) ke dalam tarian yang dibawakan.Harmoni yaitu kesan keseluruhan dari
tarian yang dibawakan oleh penari.
b. Memanfaatkan Berbagai
Bahan Ajar Dalam PBM Tari
Bahan ajar
adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Bahan
ajar secara umum dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yakni fakta,
konsep, prinsip dan keterampilan. Pada pembelajaran tari fakta dapat dipelajari
melalui informasi dalam bentuk lambang, misalnya pada gerak sembahan yang
terdapat dalam tari klasik melambangkan bentuk penghormatan seseorang pada
khalik, orang tua, tamu kehormatan dan khalayak yang hadir.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan bahan ajar, yakni:
1. Bahan ajar harus sesuai
dan menunjang tercapainya tujuan
2. Bahan yang ditulis dalam
perencanaan mengajar, terbatas pada konsep saja, atau dibuat secara garis besar dan bahan tidak perlu dirinci
3. Menetapkan bahan ajar
harus sesuai dengan uraian tujuan
4. Urutan bahan hendaknya
memperhatikan kesinambungan (kontinuitas)
5. Bahan disusun
dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang
sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak
6. Sifat bahan ada yang faktual dan ada yang konseptual. Bahan yang faktual
sifatnya konkrit
dan mudah diingat, sedangkan yang bersifat konseptual berisikan
konsep-konsep abstrak, dan memerlukan pemahaman menetapkan bahan ajar dalam perencanaan mengajar tidaklah terlalu sulit, asal
tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas, dan terdapat buku sumber yang
berkenaan dengan bahan tersebut.
Yang sulit
adalah mengorganisasi bahan dan membahasnya dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat dipahami siswa. Menurut Sudirman (dalam Syaiful Bachri Djamarah, 2002:49) mengemukakan
bahwa ”salah satu sumber belajar bagi anak didik, bahan yang disebut sebagai
bahan pelajaran (pengajaran) sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pengajaran”. Lebih lanjut Sudirman (dalam Syaiful Bachri Djamarah, 2002:51)
mengemukakan bahwa ”minat seseorang akan muncul apabila sesuatu itu terkait
dengan kebutuhannya”.
Untuk lebih jelasnya mengenai
bahan ajar ini dapat disimak pada pengelompokan jenis bahan ajar seperti
berikut :
1. Bahan Ajar Cetak
Bahan cetak
dapat ditampilkan dalam bentuk. Jika bahan ajar cetaktersusun secara baik maka
bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang diungkapkan
Steffen Peter Ballstaedt (Majid, 2005:175) bahwa:
1. Bahan tertulis biasanya
menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan guru untuk menunjukkan kepada
peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
2. Biaya untuk pengadaannya
relatif sedikit
3. Bahan tertulis cepat
digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan
4. Menawarkan kemudahan
secara luas dan kreativitas bagi individu
5. Bahan tertulis relatif
ringan dan dapat dibaca dimana saja
6. Bahan ajar yang baik akan
dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat,
membuat sketsa
7. Pembaca dapat mengatur
tempo secara mandiri
Adapun jenis-jenis bahan ajar
antara lain:
a) Handout
Handout adalah bahan tertulis
yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
b) Buku
Buku adalah bahan tertulis yang
menyajikan ilmi pengetahuan. Isi buku didapat dari berbagai cara misalnya hasil
penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil
imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.
c) Modul
Modul adalah sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala
komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelemnya.
d) Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa adalah
lembaran-lembaranberisi tugas yang harus dikerjakan siswa.
e) Brosur
Brosur adalah informasi tertulis
mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya
terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid berisi keterangan
singkat tetapi lengkap mengenai lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan atau
organisasi.
f) Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak
tertulis berupa lembaran dilipat. Leaflet didesain secara cermat dilengkapi
dengan ilustrasi yang menarik dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan
singkat sehingga mudah difahami.
g) Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak,
biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan
posisi tertentu.
h) Foto/gambar
Foto/gambar memiliki makna yang
lebihh baik dibanding tulisan. Bahan ajar ini
akan bermakna bila memiliki kriteria berikut:
1) Gambar harus
mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data, sehingga
pembelajaran melalui foto/gambar ini akan lebih efektif.
2) Gambar harus
bermakna dan dapat dimengerti, sehingga tidak mengaburkan pemahaman si pembaca.
3) Lengkap,
rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahan diambil dari sumber
yang benar, sehingga pembelajaran menjadi benar-benar bermakna.
i) Model/Maket
Desain model/maket yang dibuat
sedemikian rupa akan memberikan makna hampir sama dengan aslinya.
2. Bahan Ajar Dengar (Audio)
a. Kaset, piringan hitam dan compact disk
Dalam pembelajaran tari kasetdapat dijadikan sebagai
bahan ajar yakni sebagai rangsang audio.
b. Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu.
3. Bahan Ajar Audio Visual
a. Video/Film
Beberapa keuntungan jika bahan
ajar ini digunakan, antara lain:
a) Dengan video/film
seseorang dapat belajar sendiri
b) Sebagai media
pandang dengan video/film menyajikan situasi yang komunikatif dan dapat
diulang-ulang
c) Dapat
menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak, kompleks yang sulit
dilihat dengan mata.
d) Video dapat dipercepat
maupun diperlambat, dapat diulang pada bagian tertentu yang perlu lebih jelas,
dan bahkan dapat diperbesar
e) Memungkinkan
pula untuk membandingkan antara dua adegan berbeda diputardalam waktu bersamaan
f) Video juga
dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, mengangkat suatu
situasi diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk, interview, dan menampilkan
satu percobaan yang berproses.
Kekurangan dari program video
adalah proses pembuatannya yang memerlukan waktu relatif lama dan biaya besar.
b. Orang/narasumber
Orang sebagai sumber belajar
dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat dipandang dan didengar,
karena dengan orang seseorang dapat belajar, misalnya karena orang tersebut
memiliki keterampilan khusus tertentu.
4. Bahan Ajar Interaktif
Bahan ajar multimedia interaktif
adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar,
animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan
perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.
ijin bertanaya ibu, apa keunggulan pemilihan mulok tentang apresiasi seni dibanding yang lain?
BalasHapusKeunggulan dalam pembelajaran seni tari salah satunya dapat berpengaruh pada aspek psikomotor dan kognitif, secara tidak langsung anak belajar untuk dapat menyeimbangkan antara berbagai macam tarian yang harus kita hafalkan dengan gerakan yang berbeda.
Hapusass... ibu jika kita ingin melaksanakan muatan lokal apresiasi seni tari disekolah kita, apakah ada syarat khusus misalnya perlengkapan tari harus ada terlebih dahulu? terima kasih
BalasHapuswalaikum salam, baik disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan ibu, dalam melaksanakan muatan lokal apresiasi seni tari di tiap sekolah terlebih dahulu guru perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
BalasHapusa. materi
materi tari harus dipilih sesuai dengan syarat materi
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. media
media belajar yang dipergunakan untuk menarik
perhatian anak kearah/sasaran tema yang diharapkan
oleh tujuan belajar.
c. Metode
artinya guru perlu memakai metode yang beraneka secara
serasi, proporsional dan dapat mendukung proses
belajar yang menyenangkan.
d. Fasilitas
Guru harus bisa memfasilitasi ataupun menjadi
fasilitator bagi pembelajaran tari.
apabila hal tersebut tidak diperhatikan maka proses pembelajaran muatan lokal apresiasi seni tari tidak akan terlaksana. terima kasih